Di dalam masyarakat yang sakit,
dimana ketidakwarasan menjadi waras maka
orang senang dan bangga berbuat kejahatan.
Yang mengerikan adalah berbuat jahat menjadi
tradisi & kekerasan menjadi budaya.
Alih-alih mau berbuat baik, justru mereka
bangga dengan kejahatannya.
Tidak ada seorang pun yang dapat
menolong anda, kecuali anda rajin & penuh
semangat tak mengharapkan pamrih
apa pun, tulus dalam berbuat baik,
rendah hati & santun.
Bila anda melekat pada sesuatu
maka satu saat anda akan merasa kehilangan
& menderita. Tetapi bila anda mampu
melepaskannya maka anda merasa
ringan & bahagia.
Sebuah bangsa baru benar-benar
merdeka bila mayoritas rakyatnya telah bebas
dari keserakahan, kebencian & kebodohan.
Tanpa itu, kemerdekaan menjadi semu,
ilusif yang hanya diisi dengan
jargon-jargon & seremuni. Di luar tampak indah
tapi di dalamnya keropos &nrusak.
Kebahagiaan terasa lambat/pelan datangnya
dan penderitaan terasa panjang/lama
sebab kebahagiaan yang anda harapan
tak kunjung tiba, saat karma buruk
sedang berbuah.
Tak adakebajikan, tak ada kebahagiaan
& tak punya kekuatan. Karena dengan kebajikan
orang jadi punya kebahagiaan & kekuatan.
Hidup ini sesungguhnya tak mudah,
karena butuh kekuatan, latihan & kesabaran;
setiap latihan hendaknya kita
biarkan saja berlalu seperti
air yang mengalir.
Bersabarlah untuk menyikapi semua
fenomena kehidupan, ketika karma buruk
berbuat jangan larut & bersedih hati,
sebaliknya ketika karma baik berbuah manis
jangan girang & lupa diri.
Orang bahagia karena dulunya senang
berbuat bajik & orang menderita karena dulunya
suka berbuat jahat. Setelah menerima akibatnya
baru mereka menyadarinya.
Kebaikan ibarat kayu cendana harum,
jadi berbahagialah anda bertemu dengan orang
yang baik & bijaksana, yang mengerti anda serta
penuh perhatian & dan dapat mengarahkan
anda ke jalan yang benar.
Jika anda menyadarinya bahwa sudah
terlambat untuk melakukan kebajikan,
tidak seharusnya meratapi; karena tak ada kata
terlambat dalam melakukan perbuatan bajik.
Terlambat masih lebih baik daripada
mengabaikan sama sekali.
No comments:
Post a Comment